Skip to main content

Dosen PNL Sukses Kembangkan Teknologi Mesin Tingkatkan Produksi Sabut Kelapa Lokal di Aceh

Lhokseumawe, AcehGlobalNews – Sejumlah Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) bersama Kemdikbudristek dan LPDP mengembangkan alat teknologi ‘Rotary Screening Machine’ untuk meningkatkan produksi ‘Cocofiber’ dan ‘Cocopeat’ lokal di Aceh.

Dosen jurusan Teknik Kimia, kampus PNL Satriananda, S.T., M.T, berkesempatan melaksanakan program riset keilmuan terapan dalam negeri – Dosen PT Vokasi dengan pendanaan dari Kemdikbudristek dan LPDP, Kamis (21/12/2022).

Dalam riset tersebut, Satriananda bersama anggota dosen lainnya, yaitu Dr. Muhammad Nasir, SE, M.Si, Ibrahim, ST, serta salah seorang mahasiswa Muhammad Haikal dari jurusan Teknik Kimia melakukan pengembangan alat Rotary Screening Machine untuk efisiensi pemisahan produk cocofiber dan cocopeat.

Cocofiber dan cocopeat adalah produk turunan sabut kelapa yang memiliki segudang manfaat. Cocofiber dapat diolah menjadi produk peralatan rumah tangga, pot bunga, bahan baku industri carpet, jok dan dashboard mobil.

Sedangkan cocopeat sendiri dapat digunakan sebagai media tanam yang mampu menyuburkan tumbuhan yang dapat menggantikan pemakaian pupuk yang lebih mahal, lebih ramah lingkungan dan renewable.

Program riset keilmuan terapan ini berkolaborasi dengan mitra DUDI lokal yang relevan dengan riset yang dilakukan tim Satriananda yaitu PT Fugha Pratama Mandiri sebagai perusahaan kecil yang sedang merintis usaha mengelola sabut kelapa di daerah Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Usaha mitra selama ini belum sepenuhnya dilengkapi oleh fasilitas produksi yang memadai. Proses penyaringan untuk memisahkan cocofiber dan cocopeat masih dilakukan secara manual menggunakan pengayak pasir sehingga memperlambat proses produksi dan membutuhkan tenaga manusia yang lebih banyak.

“Kami ingin mencoba membantu memecahkan permasalahan mitra DUDI dengan  membuat alat Rotary Screening Machine yang dapat digunakan untuk pemisahan cocofiber dan cocopeat secara efekif, hemat waktu dan tenaga. Sehingga ini akan berdampak pada peningkatanp produktifitas usaha mitra DUDI,” jelas Satriananda saat diwawancarai.

“Wilayah kita ini pun termasuk salah satu tempat dimana tumbuhan kelapa tersebar secara luas. Begitu banyak manfaat tumbuhan ini di hampir semua bagian mulai dari akar hingga buahnya. Namun selama ini saya pikir sangat disayangkan jika sabut kelapa hanya menjadi limbah yang terbuang begitu saja atau sekedar dibakar untuk dijadikan anti nyamuk dikebun.” tambahnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) PNL, Dr. Edi Majuar, ST, M.Eng, Sc mengatakan bahwa pihak lembaga sangat mensuport program riset keilmuan terapan ini karena merupakan wadah implementasi riset dan karya dosen PNL yang secara nyata dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat maupun mitra DUDI.

“Saya pikir ini akan akan sangat membantu para petani kelapa di Aceh yang selama ini belum mampu memaksimalkan pemanfaatan potensi sabut kelapa yang padahal memiliki nilai jual yang dapat diekspor jika kita tau caranya,” ujar Edi Majuar.

Pihak mitra DUDI sebelumnya sudah mengkonfirmasi kesediaan dan antusias mereka untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam program riset keilmuan terapan ini.

“Kami sebagai startup yang juga merupakan alumni dari kampus PNL sangat berterimakasih kepada pihak kampus dan dosen-dosen tim periset khususnya yang telah bersedia bekerja sama untuk membantu mengembangkan usaha kami yang selama ini masih belum optimal. Dengan adanya alat Rotary Screening Machine sekarang ini jumlah produksi meningkat drastis, biaya operasional dapat berkurang, kami juga bisa menghasilkan produk inovasi lainnya, dan pemasaran pun lebih berkembang luas,” ungkap Nurhanifa Aidy selaku direktur PT. Fugha Pratama Mandiri (mitra DUDI) saat ditemui di lokasinya di daerah Jeulekat, Lhokseumawe.

Selain menerapkan alat teknologi yang membantu kegiatan produksi, tim periset yang diketuai oleh Satriananda juga melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi langsung kepada tim produksi mitra DUDI, masyarakat sekitar lokasi mitra dan juga mahasiswa PNL tentang penggunaan alat sebagai upaya edukasi hasil riset.

Sebagai feedback, mitra DUDI juga bersedia jika lokasi mereka dan alat hasil riset tersebut dijadikan sarana pembelajaran untuk mahasiswa-mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam kegiatan-kegiatan magang ataupun praktikum. (*)

| Editor: Salman



source https://www.acehglobalnews.com/sains/dosen-pnl-sukses-kembangkan-teknologi-mesin-tingkatkan-produksi-sabut-kelapa-lokal-di-aceh/

Comments

Popular posts from this blog

Cot Jeurat Raih Juara I Posyandu Terbaik Tingkat Kecamatan

“Alhamdulillah jumlah pengunjung posyandu semakin meningkat, rata-rata diatas 60 orang setiap bulannya,” sebut Syarifuddin. Blangpidie – Posyandu Desa Cot Jeurat, meraih juara I Posyandu terbaik Tahun 2022 di tingkat Puskesmas Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Penghargaan posyandu terbaik itu berupa piagam penghargaan yang diserahkan kepada Pemerintah Desa Cot Jeurat pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 pada 15 Desember 2022 lalu. Keuchik Gampong (Kades) Cot Jeurat, Syarifuddin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Puskesmas yang telah memilih desanya sebagai penyelenggara kegiatan posyandu terbaik di Kecamatan Blangpidie. [Foto] Suasana kegiatan posyandu desa Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Abdya, Jum’at (17/2/2023). (AcehGlobalNews/SALMAN) “Saya juga mengucapkan terimakasih kepada para Kader Posyandu dan PKK atas prestasi ini, semoga kita terus saling bahu membahu, berkerjasama menyukseskan kegiatan posyandu di desa agar menjad...

Kemenko Polhukam Inisiasi Pertemuan Pemerintah Aceh dan Sumut Finalkan Status Empat Pulau

DENPASAR, AcehGlobalNews — Pemerintah Aceh Bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghadiri Forum Koordinasi dan Konsultasi dalam Rangka Pembahasan Permasalahan Status Kepemilikan Empat Pulau (Pulau Mangkir Gadang/Besar, Pulau Mangkir Ketek/Kecil, Pulau Lipan dan Pulau Panjang) di Perbatasan Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi Aceh) dengan Kabupaten Tapanuli Tengah (Provinsi Sumatera Utara). Forum ini diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebagai tindak lanjut dari beberapa surat yang dilayangkan oleh Gubernur Aceh, yang meminta untuk dilakukannya fasilitasi penyelesaian sengketa 4 pulau dan garis batas laut antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara. Hadir dalam acara tersebut Tim Pusat yang terdiri dari Kemenko Marves, ATR/BPN, Pushidrosal dan BIG. Sedangkan dari Tim Aceh dihadiri Asisten 1 Sekda Aceh, Karo Pemotda, Karo Hukum, Ka DKP, Katopdam IM & Kabid survey BPN Aceh serta Asisten 1 Sekda Aceh Singkil. Dan Tim Sumut dihadiri ...