Skip to main content

Warga Lama Tuha Kuala Batee Gantungkan Ekonomi Rumah Tangga dari Chu

Blangpidie, AcehGlobalNews.com – Sebagian warga di Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menggantungkan nasib ekonomi rumah tangga mereka dari hasil menangkap Chu atau disebut “siput sedot hitam.”

Chu di kawasan Lama Tuha merupakan salah satu sumber daya alam (SDA) yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Selain itu, Chu daerah ini apabila dikonsumsi juga mempunyai kualitas rasa yang berbeda dengan Chu di wilayah lain.

Diketahui Lama Tuha merupakan salah satu gampong atau Desa yang masuk dalam Kawasan Industri Surin. Siput Sedut Hitam atau dalam bahasa latin Mollusca di kawasan itu berasal dari muara sungai Lama Muda.

Dengan adanya habitat hewan berkaki perut itu, menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi warga Desa Lama Tuha, khususnya bagi komunitas kaum hawa.

Pekerjaan mengumpulkan Chu yang ditekuni oleh ibu-ibu di Desa Lama Tuha untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari.

Salah seorang warga, Meurudom (55), mengatakan dirinya bersama perempuan lain di Desa mengumpulkan chu di kawasan muara sungai untuk dijual.

“Kami mengumpulkan Chu ini untuk di jual, dari hasil jual dapatlah sedikit uang untuk membantu membeli kebutuhan hidup keluarga,” sebut Meurudom, saat mengangkat karung berisi siput dari perahu ke darat, Minggu (28/8/2022).

Meurudom mengatakan, Chu yang telah dikumpulkan kemudian dijual dengan kisaran harga mulai Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per karung isi 15 kg.

“Rata-rata, dalam sehari setiap dari kami dapat mengumpulkan Chu 20 karung. Itu bukan setiap saat, ada waktu-waktu tertentu puncak panen siput ini, seperti musim penghujan dan bulan pasang penuh seperti sekarang ini,” jelasnya.

Kualitas atau rasa Chu kawasan Lama Tuha terasa beda dengan Chu dari muara sungai lain. Hal itu terbukti dengan tingginya permintaan Chu Lama Muda dari dalam daerah maupun dari luar daerah.

“Chu kita ini dibeli toke untuk di kirim ke Banda Aceh dan ke Medan, banyak permintaannya karena katanya Chu di muara kita rasanya lebih nikmat daripada Chu muara lain,” tutur Meurudom.(*)



source https://www.acehglobalnews.com/daerah/warga-lama-tuha-kuala-batee-gantungkan-ekonomi-rumah-tangga-dari-chu/

Comments

Popular posts from this blog

Cot Jeurat Raih Juara I Posyandu Terbaik Tingkat Kecamatan

“Alhamdulillah jumlah pengunjung posyandu semakin meningkat, rata-rata diatas 60 orang setiap bulannya,” sebut Syarifuddin. Blangpidie – Posyandu Desa Cot Jeurat, meraih juara I Posyandu terbaik Tahun 2022 di tingkat Puskesmas Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Penghargaan posyandu terbaik itu berupa piagam penghargaan yang diserahkan kepada Pemerintah Desa Cot Jeurat pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 pada 15 Desember 2022 lalu. Keuchik Gampong (Kades) Cot Jeurat, Syarifuddin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Puskesmas yang telah memilih desanya sebagai penyelenggara kegiatan posyandu terbaik di Kecamatan Blangpidie. [Foto] Suasana kegiatan posyandu desa Cot Jeurat, Kecamatan Blangpidie, Abdya, Jum’at (17/2/2023). (AcehGlobalNews/SALMAN) “Saya juga mengucapkan terimakasih kepada para Kader Posyandu dan PKK atas prestasi ini, semoga kita terus saling bahu membahu, berkerjasama menyukseskan kegiatan posyandu di desa agar menjad...

Kemenko Polhukam Inisiasi Pertemuan Pemerintah Aceh dan Sumut Finalkan Status Empat Pulau

DENPASAR, AcehGlobalNews — Pemerintah Aceh Bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghadiri Forum Koordinasi dan Konsultasi dalam Rangka Pembahasan Permasalahan Status Kepemilikan Empat Pulau (Pulau Mangkir Gadang/Besar, Pulau Mangkir Ketek/Kecil, Pulau Lipan dan Pulau Panjang) di Perbatasan Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi Aceh) dengan Kabupaten Tapanuli Tengah (Provinsi Sumatera Utara). Forum ini diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebagai tindak lanjut dari beberapa surat yang dilayangkan oleh Gubernur Aceh, yang meminta untuk dilakukannya fasilitasi penyelesaian sengketa 4 pulau dan garis batas laut antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara. Hadir dalam acara tersebut Tim Pusat yang terdiri dari Kemenko Marves, ATR/BPN, Pushidrosal dan BIG. Sedangkan dari Tim Aceh dihadiri Asisten 1 Sekda Aceh, Karo Pemotda, Karo Hukum, Ka DKP, Katopdam IM & Kabid survey BPN Aceh serta Asisten 1 Sekda Aceh Singkil. Dan Tim Sumut dihadiri ...